Sabtu, 10 September 2016

SIKAP TOKOH ZHU YING TAI (祝英台) TERHADAP ADAT-ISTIADAT YANG BERLAKU DI CHINA DALAM FILM SAMPEK YINGTAI (梁祝) : KAJIAN SOSIOLOGI SATRA



SIKAP TOKOH ZHU YING TAI (祝英台) TERHADAP ADAT-ISTIADAT YANG BERLAKU DI CHINA DALAM FILM  SAMPEK YINGTAI (梁祝) : KAJIAN SOSIOLOGI SATRA

Makalah


Oleh :
WIDARTI
NIM 12020774020


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
Sastra merupakan suatu karya manusia yang indah baik berupa tulisan dan lisan. Salah satu fungsi dari karya sastra adalah fungsi deduktif, yaitu karya sastra mampu memberikan wawasan pengetahuan mengenai kehidupan manusia bagi pembacanya. Salah satu bentuk karya sastra adalah berupa film. Salah satu negara yang produktif untuk membuat film, terumata terkait film sejarah dan budaya adalah China. China berkembang sebagai salah satu negara yang mempunyai peradaban tertua di dunia. Aspek budaya, sastra dan filsafat China banyak dikagumi oleh masyarakat di seluruh dunia. Salah satu film legenda dari China yang paling terkenal adalah film Sampek Yingtai (梁祝).
Film Sampek Yingtai (梁祝) merupakan film terkenal dari China yang  menceritakan tentang seorang perempuan bernama Zhu Ying Tai (祝英台) yang jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Liang Shan Bo (梁山伯). Mereka bertemu ketika Zhu Ying Tai (祝英) menyamar sebagai laki-laki di sekolah yang ada di Hangzhou.  Di akhir cerita Zhu Ying Tai (祝英台) dipaksa orangtuanya untuk menikah dengan laki-laki lain. Mendengar berita tersebut,  Liang Shan Bo (梁山伯) yang sudah jatuh cinta pada Zhu Ying Tai (祝英台)  merasa sakit hati dan akhirnya meninggal dunia. Pada hari pernikahannya, rombongan pengiring Zhu Ying Tai (祝英台) dihadang badai di dekat kuburan Liang Shan Bo (梁山伯). Zhu Ying Tai (祝英台)  pergi ke kuburan tersebut dan meminta agar kuburan tersebut terbuka. Tiba-tiba hal tersebut terjadi dan Zhu Ying Tai (祝英台) meloncat ke dalam kuburan dan bergabung dengan Liang Shan Bo (梁山伯). Tidak  lama kemudian, dari balik kuburan tersebut muncul sepasang kupu-kupu cantik yang dianggap sebagai jelmaan dari Liang Shan Bo (梁山伯) dan Zhu Ying Tai (祝英台). Film Sampek Yingtai (梁祝) ini dapat dikaji menggunakan beberapa pendekatan, salah satunya yaitu menggunakan kajian sosiologi sastra.
Sosiologi sastra yaitu suatu pendekatan yang melihat karya sastra sebagai cerminan masyarakat sehingga sastra dihubungkan dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat yang ada. Film Sampek Yingtai (梁祝) dapat dikaji menggunakan pendekatan sosiologi sastra karena dalam fil tersebut terdapat beberapa cerita mengenai budaya dan masyarakat China. Zhu Ying Tai (祝英台) digambarkan sebagai sosok perempuan terpelajar di masa itu. Zhu Ying Tai (祝英台) tidak mau sekadar menjadi seorang anak dan  perempuan yang terkukung dalam tradisi dan adat yang berlaku, namun Zhu Ying Tai (祝英台) juga merupakan seorang perempuan yang memiliki pemikiran cerdas karena ia juga tidak mau melanggar adat dan istiadat leluhurnya selagi ia mendapatkan hak yang dinilainya benar dan semestinya.
Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut, penulis ingin membuat makalah dengan judul “Sikap Tokoh Zhu Ying Tai (祝英台) terhadap Adat-istiadat yang Berlaku di China dalam Film Sampek Yingtai (梁祝) : Kajian Sosiologi Satra”, harapan penulis adalah agar penulis dan pembaca bisa mengetahui dan menemukan bentuk budaya atau adat serta sikap Tokoh Zhu Ying Tai (祝英台) terhadap adat-istiadat yang berlaku pada masa tersebut.

2.         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1)        Apa saja bentuk adat-istiadat yang berlaku pada masa tokoh Zhu Ying Tai (祝英)?
2)        Bagaimanakah sikap tokoh Zhu Ying Tai (祝英台) terhadap adat-istiadat yang berlaku pada masa tersebut?

3.        Tujuan
Merujuk pada latar belakang dan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu :
1.      Menjabarkan bentuk adat-istiadat yang berlaku pada masa tokoh Zhu Ying Tai (祝英).
2.      Mendeskripsikan sikap tokoh Zhu Ying Tai (祝英台) terhadap adat-istiadat yang berlaku pada masa tersebut.

4.        Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Manfaat teoritis: makalah ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pendidikan di Indonesia, utamanya mengenai pendekatan sosiologi sastra dalam suatu film.
2.         Manfaat praktis :  makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca.

5.        Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu  metode literatur. Metode literatur merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs internet yang mendukung dan menunjang dalam pembuatan dan penyusunan makalah, sekaligus dijadikan sebagai landasan dalam penulisan suatu makalah.









BAB II
PEMBAHASAN

1.        Bentuk adat-istiadat yang berlaku pada masa tokoh Zhu Ying Tai (祝英).
Beberapa bentuk adat-istiadat yang berlaku pada masa tokoh Zhu Ying Tai (祝英) dalam film Sampek Yingtai (梁祝) yang terlihat sangat menonjol adalah sebagai berikut:
1)    Pendidikan hanya untuk laki-laki
Status dan peran perempuan dalam masyarakat China dahulu memiliki kedudukan yang berbeda dengan laki-laki. Lak-laki merupakan inti dari suatu keluarga. Dalam masyarakat China berlaku sistem bahwa laki-laki adalah pemimpin dan perempuan yang mematuhi dan mematuhi laki-laki. Dalam tradisi dan adat masyarakat China, perempuan memiliki keterbatasan dalam ruang geraknya, salah satunya yaitu di bidang pendidikan. Perempuan diharuskan untuk selalu tinggal di rumah, sedangkan yang boleh untuk mendapatkan pendidikan hanyalaj laki-laki. Dengan kata lain pada masyarakat China, pendidikan hanya untuk laki-laki seperti yang ada pada film Sampek Yingtai (梁祝).
2)    Perjodohan
Tradisi atau adat merupakan suatu warisan dari kebiasaan leluhur. Salah satu tradisi yang tampak dalam film Sampek Yingtai (梁祝) adalh mengenai tradisi perjodohan. Tradisi perjodohan sangat melekat dari dulu, hal ini menjadi kebiasaan bahwa orang tualah yang menentukan kepada siapakah anaknya dinikahkan. Anak – anak harus mematuhi orangtuanya dan harus taat dan tunduk pada orang tua. Perjodohan menjadi suatu yang wajar bagi orang China pada jaman. Seorang kepala keluarga atau ayahlah yang berhak memutuskan segala masalah termasuk dalam tradisi perjodohan. Tradisi perjodohan ini berlaku atau terjadi pada keluarga yang masih memegang teguh nilai-nilai adat seperti pada tradisi atau adat leluhur di China. Pada film Sampek Yingtai (梁祝), Zhu Ying Tai (祝英台) dijodohkan dengan putra bangsawan dari keluarga bermarga (mǎ).
2.        Sikap tokoh Zhu Ying Tai (祝英台) terhadap adat-istiadat yang berlaku pada masa tersebut.
Zhu Ying Tai (祝英台) adalah anak dan perempuan yang sangat berbakti pada orang tuanya dan berpendirian sangat teguh. Zhu Ying Tai (祝英台) tidak mudah terpengaruh ketika ia telah memutuskan suatu hal. Hal tersebut terlihat pada saat ia menyamar sebagai siswa laki-laki di sebuah sekolah di Hangzhou. Karena ayahnya tidak menyetujui maka ia melakukan berbagai cara agar ia bisa bersekolah.
Zhu Ying Tai (祝英台) juga merupakan perempuan yang lembut dan sangat menjaga janji serta penuh perhatian pada orang lain bahkan abdinya sendiri. Karena pengetahuannya yang tinggi, sikap sopan santun dan bertutur halus sangat tampak pada dirinya. Adapun sifat lain dari Zhu Ying Tai (祝英台) yang lain adalah adalah pantang menyerah. Ia selalu melakukan apapun dengan pemikiran-pemikiran terlebih dulu. Jika merasa suatu hal benar ia akan memperjuangkan kebenarannya. Sebaliknya, jika suatu hal salah maka ia pun akan memperjuangkan haknya.
Zhu Ying Tai (祝英台) berpendapat bahwa seharusnya kaum wanita juga mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk bersekolah dan tidak hanya berdiam diri di dalam rumah saja. Zhu Ying Tai (祝英台) juga tumbuh sebagai sosok wanita yang teguh pada pendirian dan keinginannya, hal tersebut terlihat pada ia telah memutuskan sendiri dengan siapa dia akan menikah.
Seiring dengan masalah yang menghampirinya, Zhu Ying Tai (祝英台) yang lembut namun pada akhirnya dia berubah menjadi keras bahkan menentang teguh kedua orang tuanya. Ketidakpastian karakter tokoh utama Zhu Ying Tai (祝英台) merupakan sebuah ciri khas dari sastra China. Disini karya-karya sastra mencoba menujukkan sisi pribadi manusia yang selalu berubah dan cenderung memiliki sifat-sifat yang tumpang tindih antara hitam-putih. Sesuai dengan konsep Taoisme bahwa dalam satu kehidupan selalu ada hitam di dalam putih dan putih di dalam hitam dimana keduanya berlangsung saling mengutuhkan keberadaan yang lain. Pada film ini tokoh ditunjukkan dengan jujur dan ala kadarnya sehingga penonton dapat menerima dan memahami dengan perubahan karakter yang terjadi pada Zhu Ying Tai (祝英台). Zhu Ying Tai (祝英台) yang sebenarnya menolak perjodohan karena merasa sudah punya kekasih yaitu Liang Shan Bo (梁山伯), namun karena ayahnya memaksa perjodohan tersebut maka Zhu Ying Tai (祝英台) tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menolaknya.






















BAB III
PENUTUP
1.      Simpulan
1)      Bentuk adat-istiadat yang berlaku pada masa tokoh Zhu Ying Tai (祝英) dalam film Sampek Yingtai (梁祝) yang terlihat sangat menonjol adalah pendidikan hanya untuk laki-laki dan perjodohan.
1)      Sikap tokoh Zhu Ying Tai (祝英台) terhadap adat-istiadat yang berlaku pada masa tersebut adalah idealis. Tokoh-tokoh dalam karya sastra China seperti tokoh Zhu Ying Tai (祝英台) yang berkonflik dan menyikapi konflik dengan apa adanya dan tidak berlebihan. Zhu Ying Tai (祝英台) tidak bereaksi yang berlebihan dalam menghadapi setiap konflik kehidupannya. Tetapi Zhu Ying Tai (祝英台) tetap menjadi perempuan yang teguh atas apa yang menjadi kemauan hatinya.














DAFTAR RUJUKAN
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampek_Engtay Diakses pada tanggal 27 April 2016 pukul 11.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar