Rabu, 28 Oktober 2015

UTS filsafat ilmu Universitas Negeri Surabaya



UJIAN TENGAH SEMESTER
“ FILSAFAT UMUM ”






WIDARTI / 2012 A / 122774020



S1 PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
1.        Filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat, sebab pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik dan sempurna dari keadaan sebelumnya. Deskripsikan makna filsafat pendidikan menurut kihajar dewantara, john dewey dan konfusius ?
Jawab :
Filsafat mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat merupakan pandangan hidup untuk menentukan arah dan tujuan proses pendidikan. Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya. Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan untuk menjawab  pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis.
a)                            Filosofi pendidikan menurut  Ki Hajar Dewantara
Bapak pendidikan di Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara, beliaulah yang mempelopori pendidikan di Indonesia.. Pada awalnya, jauh sebelum merdeka ki hajar dewantara melihat bahwa hanya orang dari gologan-golongan tertentu saja yang bersekolah dan dianggap memiliki kemampuan belajar. Lambat laun kihadjar dewantara berkeyakinan bahwa orang pribumi juga mempunyai kemampuan dan ketrampilan seperti golongan tertentu, bahkan iya berkeyakinan orang pribumi jauh lebih pandai apabila di motivasi dan di beri ruang gerak untuk berkarya. Akhirnya berbagai macam cara yang dilakukan Ki Hajar Dewantara demi memperjuangkan kemerdekaan pendidikan Indonesia . khusunya bagi para penduduk pribumi yang pada awalnya tidak mengetahui tentang pentingnya pendidikan.  Karya-karyanya banyak yang dijadikan sebagai landasan bagi rakyat Indonesia dalam mengembangkan pendidikan. Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (cara  berpikir dan mengambil keputusan dan bermartabat) yang intinya membuat manusia sanggup mengangkat harkat dan martabatnya dalam kehidupan sosial bermasyarakat, bahkan dalam pergaulan internasional.
Beliau juga pernah mengatakan bahwa tujuan pendidikan harus mampu menghasilkan peserta didik yang berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain. Metode yang yang sesuai dengan sistem pendidikan ini adalah sistem among yaitu yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh, dimana asih merupakan mendidik atau mengajar murid  dengan tulus dan iklas , asah berarti selalu mengasah atau mengembangkan  ilmu dan keterampilan anak didik, serta asuh yaitu selalu memotivasi atau memberikan dorongan kepda  peserta didik untuk menjadi yang terbaik dan memegang teguh etika dan kebenaran. semboyan Ki Hajar Dewantara yang dijadikan filosofis pendidikan di Indonesia yaitu ING NGARSO SUNG  TULODHO bahwa  seorang guru seharusnya didepan memberi teladan atau contoh, misalnya dengan  melakukan hal-hal kecil sederhana yang dapat dijadikan teladan bagi muridnya, misalnya jika di ruang kelas terdapat sampah hendaknya segera memungut dan membuangnya, ING MADYO MANGUN KARSO di tengah memberi bimbingan atau pelatihan, misalnya dengan memberikan pengajaran yang bias mengembangkan ketrampilan anak didiknya, TUT WURI HANDAYANI dan di belakang memberi dorongan atau semangat kepada anak didiknya, seorang guru harus mampu memberikan yang terbaik kepada muridnya, harus mampu memberikan motivasi agar anak didiknya mampu tumbuh dan berkembang dan mempunyai karakter sesuai yang diharapkan bangsa. .Dengan demikian, Ki Hajar Dewantara mengingatkan  betapa pentingnya peranan seorang pendidik, Ketiga semboyan tersebut dijadikan sebagai acuan dalam pendidikan di Indonesia. Melalui pendidikan dengan menggunakan pilar pendidikan  tersebut diharapkan  agar bangsa Indonesia dapat menemukan dan mengenal jati dirinya dan bisa menjaga eksistensinya di kancah dunia internasional.
b)                  Filosofi pendidikan menurut John Dewey !
John Dewey merupakan salah satu tokoh yang mempelopori PRAGMATISME PENDIDIKAN. Pragmatisme pendidikan terletak pada perubahan, sosialisasi, proses, relatifitas dan rekontruksi pengalaman. Menurut John “pengalaman adalah kata kuncinya”. Ia memandang bahwa pendidikan menjadi tempat bagi keterampilan-keterampilan dalam metode-metode pemecahan masalah. Pendidik atau guru dalam aliran pragmatis berfungsi sebagai fasilitator, siswa diajak untuk belajar mengembangkan ketrampilan dan potensi yang ia miliki. Pendidikan yang merupakan kontiunitas dari refleksi atas pengalaman anak  juga akan mengembangkan moralitas dari anak-anak didik.
Gagasan pendidikan John Dewey sebenarnya menekankan pendidikan yang berbasis pada pengalaman (experiential education) di mana anak mempertanyakan segala sesuatu yang dialaminya, memikirkannya dan mencari solusi untuk masalah yang dihadapi atau dalam istilah learning by doing atau partisipasif learning. Metode ini banyak diaplikasikan dalam bentuk pembelajaran diskusi kelompok atau praktikum. Pada perkembangannya filsafat pendidikan pragmarisme telah menunjukkan kekonsistenannya di dunia pendidikan , termasuk saat ini yang diterapkan pada kurikulum 2012 di Indonesia
c)                   Filsafat pendidikan menurut Konfusius
Bagi Confucius, titik dasar pendidikan ialah Li. Li mencakup nilai keselarasan, taat pada hukum, kodrat saling menghormati, taat beribadat. Pendidikan menjadi amat penting bukan hanya untuk pribadi tetapi berpengaruh bagi kesejateraan masyarakat dan kemajuan Negara. Menurut konfusius Tujuan pendidikan untuk menjadikan orang-orang yang memiliki intelektual yang tinggi dengan tetap memiliki ren yaitu sikap untuk mengasihi sesama dengan  membantu orang lain untuk berkembang khususnya dalam bidang pendidikan. Dan lebih dari itu kelak menjadi pemimpin yang handal dan bijaksana agar negara menjadi berkembang dan sejahtera.
2.      Analisis kesamaan pendapat antara plato dan Socrates, uraikan?
Jawab : Socrates adalah sangat besar berpengaruh terhadap pemikiran Plato, ia adalah murid setia Socrates yang banyak mewarisi tradisi keilmuan dan filsafat gurunya, malalui Plato pemikiran-pemikiran Socrates dilestarikan, Socrates mempunyai kelemahan karena buah atau hasil dari pemikirannya tidak ditulis dalam bentuk tulisan oleh Plato, adalah kemudian Plato berinisiatif menulis semua pemikiran-pemikiran gurunya, melalui karya Plato yang fenomenal diantarannya; dialog, republic, negara dan apologia. Nilai-nilai atau pandangan Plato pada dasarnya adalah pandangan tentang kebajikan  sebagai dasar negara ideal, ajaran Socrates kebajikan pengetahuan adalah diterima secara taken for granted, pemikiran Plato nilai- nilai orisionalitasnya dipertannyakan, bahwa pemikiran Plato tidak ada, tapi yang ada adalah kelanjutan pemikiran Socrates saja yang ditulis dan dilanjutkan oleh Plato, artinya Plato hanya melanjutkan pemikiran Socrates yang kemudian dikembangkannya yang tidak terlalu mendalam, kita tidak boleh terlalu mengagung-agungkan pemikiran Plato itu sendiri.

3.      Deskripsikan bagaimana cara mempelajari dan memaknai filsafat, uraikan ?
Jawab :
Cara  mempelajari dan memaknai filfasat pada awalnya kita harus mengerti bahwa tidak semua orang mampu memahami ilmu filsafat secara singkat karena tingkat kedalaman dan keluasannya, Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat hidup dan berkembang. Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggung jawabkan ilmunya. Filsafat dapat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan cara pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis.
Cara mempelajari filsafat bisa dilakukan dengan 
·         Mempelajari filsafat ilmu,  yang bisa mendatangkan kegunaan bagi para
mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah
dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari
filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh
mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut
sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian
ilmiah.
·         Membaca dan memahami karya-karya filsuf besar. Dengan begitu  kita dapat mempelajari mempelajari buah pikir dari filsuf besar di masa lalu, kita belajar melihat bagaimana lewat proses berpikir kita bisa mendekati kebenaran. Belajar untuk tidak menelan mentah-mentah begitu saja versi kebenaran dari orang lain.
Jadi kita tidak gampang di-provokasi, tidak gampang main hakim sendiri, lebih mawas diri, lebih terbuka terhadap pendapat orang lain, lebih rendah hati, dll.Yang pasti dengan belajar filsafat, ada satu hal yang anda akan ketahui dengan pasti, yaitu bahwa sebenarnya kita ini tidak tahu apa-apa
4.      Apa yang dikemukakan aristoteles tentang ilmu pengetahuan, uraikan?
Pengetahuan menurut Aristoteles Pengetahuan adalah ” Hasil penyerapan akal manusia yang dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu :
  1. Pengetahuan Teoritis (Pengetahuan yang diupayakan untuk kepentingan diri sendiri, seperti pengetahuan metafisika, fisika dan matematika).
  2. Pengetahuan Praktis (pengetahuan yang diaktualkan seperti pengetahuan etika dan politik)
  3. Pengetahuan Produktif (pengetahuan yang dikejar untuk membuat, menghasilkan dan menciptakan sesuatu)”,

5.      Tunjukkkan makna filsafat bagi kehidupan menurut 2 filsuf yunani dan 2 filsuf asia, deskripsikan ?
Jawab :
Filsuf yunani :
o    Sokrates
Hidup bijaksana adalah hidup yang selalu memperjuangkan kebenaran. Kebenaran itudiperjuangkan dan dicintai dengan sungguh tidak hanya sebatas didiskusikan, sebab kebenaran dan pengetahuan akan membawa orang pada kebehagiaan.Cara atau jalan yang ditempuh untuk bisa hidup bijaksana dan mencapai kebahagiaan adalah dengan selalu terbuka untuk terus belajar dan berkembang. Di lain pihak, diperlukan juga pengetahuan yang dimiliki setiap orang itu siap untuk didialogkan sehingga mendapat pengertian yang semakin mendalam dengan terus bertanya dan mencari jawaban akan makna hidup. MenurutSokrates, setelah semuanya itu dipenuhi, kebijakan atau pengetahuan itu diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari.
o    Aristoteles
Hidup bijaksana merupakan hidup menurut rasio sebagai praksis keutamaan untuk mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan itu bersifat objaktef yaitu hidup yang bermutu dan bernilai yang dibimbing oleh akal budi bukan sekedar nafsu kesenangan belaka. Hidup bijaksana berarti juga memperjuangkan kebahagiaan, keadaan dimana jiwa tidak memerlukan hal material lagi. Orang yang mau hidup bijaksana itu menempatkan kebahagiaan sebagai tujuan hidup secara utuh.Untuk bisa mencapai kepada kebahagiaan perlu pemahaman awal bahwa kebahagiaan itu buah dari perjuangan dan pengaktualisasi potensi. Kebahagiaan dialami ketika orang dengan ketetapan hati memperjuangkan nilai luhur. Supaya bahagia, perlu fokus pada sikap dan perbuatan yang bermakna. Mengembangkan polis dan berfilsafat merupakan sikap dan tindakan beranimenghadapi tantangan akal budi untuk memperoleh kebahagiaan. Merenungkan hal luhur,menumbuhkan sifat kritis, terbuka, berdialog, dan rendah hati dalam hidup sebagai cara dan jalanmencapai kebahagiaan.
Filsuf Asia:
o    MAHATMA
Gandhi menyatakan salah satu dosa sosial yang menjadi penyebab merosotnya kualitas kehidupan masyarakat ialah penyelenggaraan kehidupan politik tanpa dilandasi oleh prinsip dasar (politics without principles). Seseorang yang mengabdikan diri di bidang penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara perlu menetapkan prinsip-prinsip dasar sebagai nilai ideal yang selalu disertakan dalam menetapkan cita-cita, memilih strategi, membuat keputusan dan dalam mengambil tindakan-tindakan nyata untuk kemajuan bersama.Prinsip dasar tersebut akan menumbuhkan dimensi moral dan spiritual pada pelaksanaan tugas dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan negara dengan memberikan apa yang terbaik untuk kesejahteraan masyarakat. Prinsip dasar yang mengilhami dan memberi motivasi dalam kehidupan adalah dharma, widya dan satya. Seluruh aktivitas kehidupan dibimbing dan didasarkan kepada prinsip tersebut, dalam rangka memelihara budi pekerti kemanusiaan dan cita-cita moral rakyat yang luhur. Prinsip tentang dharma diberi makna sebagai “tugas hidup” atau “tujuan hidup”, menyatakan bahwa kita menjelma di dunia adalah untuk memenuhi tujuan hidup.


o    Confucius,
Pengertian manusia yang ideal menurut paham ajaran Confucius adalah apabila orang tersebut telah pantas di sebut C’un Zi (manusia yang Budiman). Manusia yang Budiman menurut pengertian ini adalah seseorang yang telah dapat melaksanakan Lima Sifat Mulia [Wu Chang], dan Delapan Sifat Mulia Kebajikan [Pa Te'] serta menunaikan tanggung jawab terhadap kehidupan pribadinya dan kehidupan bermasyarakat. Secara Kristen, manusia ada di bumi karena Tuhan lah yang menciptakannya. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-31). Unsur-unsur tertentu yang ada pada manusia misalnya adalah pikiran, spiritualitas dan lain-lain yang menyebabkan manusia bisa berpikir, memiliki hikmat, mengasihi, bersekutu dengan Tuhan dan lain-lain. Inilah kodrat manusia yang sesuai dengan ajaran alkitab. Di dalam hidupnya, Confucius bertujuan untuk membentuk chun tzu. Chun tzu yang berarti orang yang agung, orang yang bijaksana, dan orang yang berprinsip. Seorang chun tzu bukan dikenal karena status sosial seseorang tetapi dikenal karena keagungan watak dan tingkah laku yang baik. Chun tzu merupakan predikat bagi seseorang yang telah mewujudkan dirinya, yakni mewujudkan dirinya sesuai dengan tao dan beberapa kebajikan.

6.      Bagaimana imanuel kant memaknai 4 persoalan yang menjadi pangkal segala pengetahuan?
Menurut imanuel kant Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
  1. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
  2. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
  3. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
  4. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )

7.      Tunjukkan aliran-aliran filsafat pendidikan ?
1.        Filsafat Pendidikan Idealisme
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali.
2.        Filsafat Pendidikan Realisme
Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dn mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill
3.        Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami.
Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos.
4.        Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.
Beberapa tokoh dalam aliran ini : Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich.

8.      Tunjukkan perbedaan pandangan antara aliran filsafat idealisme, naturalisme dan pragmatisme terhadap pendidikan, uraikan?
a.       Aliran naturalisme
Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran filsafat naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya dalam berfikir. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk itu pendidikan yang signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan intelek. Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana.
Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya.  Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.
b.      Aliran idealisme
Bagi aliran idealisme, peserta didik merupakan pribadi tersendiri, sebagai makhluk spiritual. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual. Sejak idealisme sebagai aliran filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat tapi idealisme. Maka tujuan pendidikan menurut aliran idealisme terbagi atas tiga hal, tujuan untuk individual, masyarakat, dan campuran antara keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan antar manusia. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.


c.       Aliran Pragmatisme
Hakikat pendidikan menurut pragmatisme adalah menyiapkan anak didik dengan membekali seperangkat keahlian dan keterampilan teknis agar mampu hidup di dunia yang selalu berubah.Konsep pendidikan Dewey yang berlandaskan pragmatisme, menilai suatu pengetahuan berdasarkan guna pengetahuan dalam masyarakat.Yang diajarkan adalah pengetahuan yang segera dapat dipakai dalam penghidupan masyarakat sehari-hari.
            Artinya, pragmatisme memandang bahwa pendidikan yang diselenggarakan berpusat pada peserta didik yang sesuai dengan minat serta kebutuhan-kebutuhannya agar mampu mengatasi persoalan hidup secara praktis.
Hal ini berarti, tujuan pendidikan dalam persfektif pragmatisme adalah untuk menyiapkan peserta didik menghadapi kehidupan dalam masyarakatnya yang bersifat praktis.Setiap satuan sosial yang menjalani pendidikan bisa saja memiliki tujuan khusus yang berbeda berdasarkan karakteristik dan kebutuhan masyarakat lokal.

9.      Tunjukkan moto hidup anda?
“Nothing Imposible”  bahwa dalam hidup ini saya percaya tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha dan berdoa.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar