UJIAN
TENGAH SEMESTER
“
FILSAFAT UMUM ”
WIDARTI
/ 2012 A / 122774020
S1
PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
1.
Filsafat dan pendidikan
mempunyai hubungan yang sangat erat, sebab pendidikan sendiri pada hakikatnya
merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat yang dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik dan sempurna dari
keadaan sebelumnya. Deskripsikan makna filsafat pendidikan menurut kihajar
dewantara, john dewey dan konfusius ?
Jawab :
Filsafat
mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat merupakan pandangan hidup
untuk menentukan arah dan tujuan proses pendidikan. Oleh karena itu, filsafat
dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab, pendidikan sendiri
pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat, yang
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau
sempurna dari keadaan sebelumnya. Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat
pendidikan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis.
a)
Filosofi
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
Bapak pendidikan
di Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara, beliaulah yang mempelopori pendidikan
di Indonesia.. Pada awalnya, jauh sebelum merdeka ki hajar dewantara melihat
bahwa hanya orang dari gologan-golongan tertentu saja yang bersekolah dan
dianggap memiliki kemampuan belajar. Lambat laun kihadjar dewantara
berkeyakinan bahwa orang pribumi juga mempunyai kemampuan dan ketrampilan seperti
golongan tertentu, bahkan iya berkeyakinan orang pribumi jauh lebih pandai
apabila di motivasi dan di beri ruang gerak untuk berkarya. Akhirnya berbagai
macam cara yang dilakukan Ki Hajar Dewantara demi memperjuangkan kemerdekaan
pendidikan Indonesia . khusunya bagi para penduduk pribumi yang pada awalnya
tidak mengetahui tentang pentingnya pendidikan.
Karya-karyanya banyak yang dijadikan sebagai landasan bagi rakyat
Indonesia dalam mengembangkan pendidikan. Ki
Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa pendidikan lebih
memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (cara berpikir dan mengambil keputusan dan
bermartabat) yang intinya membuat manusia sanggup mengangkat harkat dan
martabatnya dalam kehidupan sosial bermasyarakat, bahkan dalam pergaulan
internasional.
Beliau juga pernah mengatakan
bahwa tujuan pendidikan harus mampu menghasilkan
peserta didik yang berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas,
menjadi anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggungjawab atas kebahagiaan
dirinya dan kesejahteraan orang lain.
Metode yang yang sesuai dengan sistem pendidikan ini adalah sistem among yaitu
yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh,
dimana asih merupakan mendidik atau mengajar murid dengan tulus dan iklas , asah berarti selalu
mengasah atau mengembangkan ilmu dan
keterampilan anak didik, serta asuh yaitu selalu memotivasi atau memberikan
dorongan kepda peserta didik untuk
menjadi yang terbaik dan memegang teguh etika dan kebenaran. semboyan Ki Hajar
Dewantara yang dijadikan filosofis pendidikan di Indonesia yaitu ING NGARSO SUNG TULODHO bahwa seorang guru seharusnya didepan memberi
teladan atau contoh, misalnya dengan
melakukan hal-hal kecil sederhana yang dapat dijadikan teladan bagi
muridnya, misalnya jika di ruang kelas terdapat sampah hendaknya segera
memungut dan membuangnya, ING MADYO MANGUN KARSO di tengah memberi bimbingan atau pelatihan, misalnya dengan memberikan
pengajaran yang bias mengembangkan ketrampilan anak didiknya, TUT WURI HANDAYANI dan
di belakang memberi dorongan atau semangat kepada
anak didiknya, seorang guru harus mampu memberikan yang terbaik kepada
muridnya, harus mampu memberikan motivasi agar anak didiknya mampu tumbuh dan
berkembang dan mempunyai karakter sesuai yang diharapkan bangsa. .Dengan
demikian, Ki Hajar Dewantara mengingatkan
betapa pentingnya peranan seorang pendidik, Ketiga semboyan
tersebut dijadikan sebagai acuan dalam pendidikan di Indonesia. Melalui
pendidikan dengan menggunakan pilar pendidikan
tersebut diharapkan agar bangsa
Indonesia dapat menemukan dan mengenal jati dirinya dan bisa menjaga
eksistensinya di kancah dunia internasional.
b)
Filosofi
pendidikan menurut John Dewey !
John Dewey
merupakan salah satu tokoh yang mempelopori PRAGMATISME
PENDIDIKAN. Pragmatisme pendidikan terletak
pada perubahan, sosialisasi, proses, relatifitas dan rekontruksi pengalaman.
Menurut John “pengalaman adalah kata kuncinya”. Ia memandang bahwa
pendidikan menjadi tempat bagi keterampilan-keterampilan dalam metode-metode
pemecahan masalah. Pendidik atau guru dalam aliran pragmatis berfungsi sebagai
fasilitator, siswa diajak untuk belajar mengembangkan ketrampilan dan potensi
yang ia miliki. Pendidikan yang merupakan kontiunitas dari
refleksi atas pengalaman anak juga akan
mengembangkan moralitas dari anak-anak didik.
Gagasan
pendidikan John Dewey sebenarnya menekankan pendidikan
yang berbasis pada pengalaman (experiential education)
di mana anak mempertanyakan segala sesuatu yang dialaminya, memikirkannya dan
mencari solusi untuk masalah yang dihadapi atau dalam istilah learning by doing atau
partisipasif
learning. Metode ini banyak diaplikasikan
dalam bentuk pembelajaran diskusi kelompok atau praktikum. Pada perkembangannya
filsafat pendidikan pragmarisme telah menunjukkan kekonsistenannya di dunia
pendidikan , termasuk saat ini yang diterapkan pada kurikulum 2012 di Indonesia
c)
Filsafat
pendidikan menurut Konfusius
Bagi
Confucius, titik dasar pendidikan ialah Li. Li mencakup nilai keselarasan, taat
pada hukum, kodrat saling menghormati, taat beribadat. Pendidikan
menjadi amat penting bukan hanya untuk pribadi tetapi berpengaruh bagi
kesejateraan masyarakat dan kemajuan Negara. Menurut konfusius Tujuan pendidikan untuk
menjadikan orang-orang yang memiliki intelektual yang tinggi dengan tetap
memiliki ren yaitu sikap untuk mengasihi sesama dengan membantu orang
lain untuk berkembang khususnya
dalam bidang pendidikan. Dan lebih dari itu kelak menjadi pemimpin yang handal
dan bijaksana agar negara menjadi berkembang dan sejahtera.
2. Analisis
kesamaan pendapat antara plato dan Socrates, uraikan?
Jawab
: Socrates adalah sangat besar berpengaruh terhadap pemikiran Plato, ia adalah murid setia Socrates yang banyak mewarisi tradisi
keilmuan dan filsafat gurunya, malalui Plato pemikiran-pemikiran Socrates
dilestarikan, Socrates mempunyai kelemahan karena buah atau
hasil dari pemikirannya tidak ditulis dalam bentuk tulisan oleh Plato, adalah
kemudian Plato berinisiatif menulis semua pemikiran-pemikiran gurunya, melalui
karya Plato yang fenomenal diantarannya; dialog, republic, negara dan apologia.
Nilai-nilai atau pandangan Plato pada dasarnya adalah pandangan tentang
kebajikan sebagai dasar negara ideal,
ajaran Socrates kebajikan pengetahuan adalah diterima secara taken for granted,
pemikiran Plato nilai- nilai orisionalitasnya dipertannyakan, bahwa pemikiran
Plato tidak ada, tapi yang ada adalah kelanjutan pemikiran Socrates saja yang
ditulis dan dilanjutkan oleh Plato, artinya Plato hanya
melanjutkan pemikiran Socrates yang kemudian dikembangkannya yang tidak terlalu
mendalam, kita tidak boleh terlalu mengagung-agungkan pemikiran
Plato itu sendiri.
3. Deskripsikan
bagaimana cara mempelajari dan memaknai filsafat, uraikan ?
Jawab
:
Cara mempelajari dan memaknai filfasat pada
awalnya kita harus mengerti bahwa tidak semua orang
mampu memahami ilmu filsafat secara singkat karena tingkat kedalaman dan
keluasannya, Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia
memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu
mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat hidup dan
berkembang. Filsafat membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam
mempertanggung jawabkan ilmunya. Filsafat dapat
memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk memperhatikan cara pandangan kita
sendiri dan pandangan orang lain dengan kritis.
Cara
mempelajari filsafat bisa dilakukan dengan
·
Mempelajari filsafat
ilmu, yang bisa mendatangkan kegunaan bagi para
mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah
dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari
filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh
mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut
sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian
ilmiah.
mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah
dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan mempelajari
filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh
mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut
sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian
ilmiah.
·
Membaca dan memahami
karya-karya filsuf besar. Dengan begitu kita dapat mempelajari mempelajari buah pikir
dari filsuf besar di masa lalu, kita belajar melihat bagaimana lewat proses
berpikir kita bisa mendekati kebenaran. Belajar untuk tidak menelan
mentah-mentah begitu saja versi kebenaran dari orang lain.
Jadi kita tidak gampang di-provokasi,
tidak gampang main hakim sendiri, lebih mawas diri, lebih terbuka terhadap
pendapat orang lain, lebih rendah hati, dll.Yang pasti dengan belajar filsafat,
ada satu hal yang anda akan ketahui dengan pasti, yaitu bahwa
sebenarnya kita ini tidak tahu apa-apa
4. Apa
yang dikemukakan aristoteles tentang ilmu pengetahuan, uraikan?
Pengetahuan
menurut Aristoteles Pengetahuan adalah ” Hasil penyerapan akal manusia yang
dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu :
- Pengetahuan Teoritis (Pengetahuan yang diupayakan untuk kepentingan diri sendiri, seperti pengetahuan metafisika, fisika dan matematika).
- Pengetahuan Praktis (pengetahuan yang diaktualkan seperti pengetahuan etika dan politik)
- Pengetahuan Produktif (pengetahuan yang dikejar untuk membuat, menghasilkan dan menciptakan sesuatu)”,
5. Tunjukkkan
makna filsafat bagi kehidupan menurut 2 filsuf yunani dan 2 filsuf asia,
deskripsikan ?
Jawab
:
Filsuf
yunani :
o
Sokrates
Hidup bijaksana
adalah hidup yang selalu memperjuangkan kebenaran.
Kebenaran itudiperjuangkan
dan dicintai dengan sungguh tidak hanya sebatas didiskusikan, sebab kebenaran dan pengetahuan akan membawa orang pada
kebehagiaan.Cara atau jalan yang ditempuh untuk bisa hidup
bijaksana dan mencapai kebahagiaan adalah dengan
selalu terbuka untuk terus belajar dan berkembang. Di lain pihak, diperlukan
juga pengetahuan yang dimiliki setiap orang itu siap untuk
didialogkan sehingga mendapat pengertian yang semakin mendalam dengan terus
bertanya dan mencari jawaban akan makna hidup. MenurutSokrates, setelah semuanya itu dipenuhi, kebijakan
atau pengetahuan itu diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari.
o
Aristoteles
Hidup bijaksana merupakan hidup
menurut rasio sebagai praksis keutamaan untuk mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan itu bersifat objaktef yaitu hidup yang bermutu
dan bernilai yang dibimbing oleh akal
budi bukan sekedar nafsu kesenangan belaka. Hidup bijaksana berarti juga memperjuangkan
kebahagiaan, keadaan dimana jiwa tidak memerlukan hal material lagi. Orang yang
mau hidup bijaksana itu menempatkan kebahagiaan sebagai tujuan hidup secara
utuh.Untuk bisa mencapai kepada kebahagiaan
perlu pemahaman awal bahwa kebahagiaan itu buah dari perjuangan dan
pengaktualisasi potensi. Kebahagiaan dialami ketika orang dengan ketetapan hati
memperjuangkan nilai luhur. Supaya bahagia,
perlu fokus pada sikap dan perbuatan yang
bermakna. Mengembangkan polis dan berfilsafat merupakan sikap dan
tindakan beranimenghadapi tantangan akal budi untuk memperoleh kebahagiaan.
Merenungkan hal luhur,menumbuhkan sifat kritis, terbuka, berdialog, dan rendah hati dalam hidup
sebagai cara dan jalanmencapai kebahagiaan.
Filsuf Asia:
o
MAHATMA
Gandhi
menyatakan salah satu dosa sosial yang menjadi penyebab merosotnya kualitas
kehidupan masyarakat ialah penyelenggaraan kehidupan politik tanpa dilandasi
oleh prinsip dasar (politics without principles). Seseorang yang
mengabdikan diri di bidang penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara perlu menetapkan prinsip-prinsip dasar sebagai nilai ideal yang
selalu disertakan dalam menetapkan cita-cita, memilih strategi, membuat
keputusan dan dalam mengambil tindakan-tindakan nyata untuk kemajuan bersama.Prinsip dasar
tersebut akan menumbuhkan dimensi moral dan spiritual pada pelaksanaan tugas
dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan negara dengan memberikan apa yang
terbaik untuk kesejahteraan masyarakat. Prinsip dasar yang
mengilhami dan memberi motivasi dalam kehidupan adalah dharma, widya dan satya.
Seluruh aktivitas kehidupan dibimbing dan didasarkan kepada prinsip tersebut,
dalam rangka memelihara budi pekerti kemanusiaan dan cita-cita moral rakyat
yang luhur. Prinsip tentang dharma diberi makna sebagai “tugas
hidup” atau “tujuan hidup”, menyatakan bahwa kita menjelma di dunia adalah
untuk memenuhi tujuan hidup.
o
Confucius,
Pengertian
manusia yang ideal menurut paham ajaran Confucius adalah apabila orang tersebut
telah pantas di sebut C’un Zi (manusia
yang Budiman). Manusia yang Budiman menurut pengertian ini adalah seseorang yang telah dapat melaksanakan Lima Sifat Mulia [Wu Chang],
dan Delapan Sifat Mulia Kebajikan [Pa Te'] serta menunaikan tanggung jawab
terhadap kehidupan pribadinya dan kehidupan bermasyarakat.
Secara Kristen, manusia ada di bumi karena Tuhan lah yang menciptakannya.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-31). Unsur-unsur
tertentu yang ada pada manusia misalnya adalah pikiran, spiritualitas dan
lain-lain yang menyebabkan manusia bisa berpikir, memiliki hikmat, mengasihi,
bersekutu dengan Tuhan dan lain-lain. Inilah kodrat manusia yang sesuai dengan
ajaran alkitab. Di dalam hidupnya, Confucius bertujuan untuk membentuk chun
tzu. Chun tzu yang berarti orang yang agung, orang yang bijaksana, dan orang
yang berprinsip. Seorang chun tzu bukan dikenal karena status sosial seseorang
tetapi dikenal karena keagungan watak dan tingkah laku yang baik. Chun tzu
merupakan predikat bagi seseorang yang telah mewujudkan dirinya, yakni
mewujudkan dirinya sesuai dengan tao dan beberapa kebajikan.
6. Bagaimana
imanuel kant memaknai 4 persoalan yang menjadi pangkal segala pengetahuan?
Menurut imanuel kant Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan
yang didalamnya tercakup empat persoalan.
- Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
- Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
- Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
- Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
7. Tunjukkan
aliran-aliran filsafat pendidikan ?
1.
Filsafat Pendidikan
Idealisme
Filsafat
idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.
Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak
lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap
dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara
fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran
ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali.
2.
Filsafat Pendidikan
Realisme
Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dn mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill
Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dn mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill
3.
Filsafat Pendidikan
Pragmatisme
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami.
Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos.
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami.
Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos.
4.
Filsafat Pendidikan
Eksistensialisme
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.
Beberapa tokoh dalam aliran ini : Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich.
Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.
Beberapa tokoh dalam aliran ini : Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich.
8. Tunjukkan
perbedaan pandangan antara aliran filsafat idealisme, naturalisme dan
pragmatisme terhadap pendidikan, uraikan?
a. Aliran
naturalisme
Dimensi utama dan
pertama dari pemikiran aliran filsafat naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam.
Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya
dalam berfikir. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk
itu pendidikan yang signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan intelek.
Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar,
melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana.
Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa
guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum
proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama
dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar merupakan sesuatu
yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga
merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru tidak
mengajar subjek, melainkan mengajar murid.
b.
Aliran idealisme
Bagi aliran
idealisme, peserta didik merupakan pribadi tersendiri, sebagai makhluk
spiritual. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat
murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual. Sejak
idealisme sebagai aliran filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas
adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara
individual. Pola pendidikan yang diajarkan filsafat idealisme berpusat dari
idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak
atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat tapi idealisme. Maka tujuan pendidikan menurut aliran idealisme terbagi
atas tiga hal, tujuan untuk individual, masyarakat, dan campuran antara
keduanya.
Pendidikan
idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi
kaya dan memiliki kehidupan yang
bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya diharapkan
mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan
tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan
antar manusia. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan
antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan
dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
c. Aliran
Pragmatisme
Hakikat
pendidikan menurut pragmatisme adalah menyiapkan anak didik dengan membekali
seperangkat keahlian dan keterampilan teknis agar
mampu hidup di dunia yang selalu berubah.Konsep pendidikan Dewey
yang berlandaskan pragmatisme, menilai suatu pengetahuan berdasarkan guna
pengetahuan dalam masyarakat.Yang diajarkan adalah pengetahuan yang segera
dapat dipakai dalam penghidupan masyarakat sehari-hari.
Artinya, pragmatisme memandang bahwa pendidikan yang
diselenggarakan berpusat pada peserta didik yang sesuai dengan minat serta
kebutuhan-kebutuhannya agar mampu mengatasi persoalan hidup secara praktis.
Hal ini berarti, tujuan pendidikan dalam persfektif
pragmatisme adalah untuk menyiapkan peserta didik menghadapi kehidupan dalam
masyarakatnya yang bersifat praktis.Setiap satuan sosial yang menjalani
pendidikan bisa saja memiliki tujuan khusus yang berbeda berdasarkan
karakteristik dan kebutuhan masyarakat lokal.
9. Tunjukkan
moto hidup anda?
“Nothing
Imposible” bahwa dalam hidup ini saya
percaya tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha dan berdoa.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar